WISATAACEH.ID – Masyarakat Aceh Selatan hingga sebagian wilayah Aceh Barat Daya, telah menjadikan tanaman pala sebagai bagian dalam kehidupannya.

Namun pengembangan komoditas unggulan tersebut masih mengalami kendala dalam sejumlah hal. Misalnya tanaman terserang penyakit pala hingga hama.

Di Aceh Selatan, pala sudah menjadi tanaman endemik dan ikon daerah setempat. Tak heran jika tanaman ini cukup mudah dijumpai di sana. Tanaman ini pernah berjaya hingga bisa menangkis kondisi krisis moneter tahun 1998 lalu.

“Komoditi pala merupakan tanaman endemik di Aceh Selatan dan ikon daerah,” kata Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran beberapa waktu lalu.

Hanya saja, produksi tanaman pala sempat menyusut di tahun 2005 lalu akibat di serang hama hingga berdampak pada perekonomian warga yang menurun drastis.

Kini tanaman pala di Aceh Selatan tinggal seluas 17 ribu hektare lebih.

Nah, kini masyarakat di sana sudah melakukan inovasi terhadap buah pala. Bahkan buah pala diolah menjadi berbagai produk yang punya nilai jual tinggi, misalnya seperti selai, makanan hingga minyak wangi.

Pala kini diolah menjadi oleh-oleh dari khas Aceh Selatan, di antaranya sebagai manisan pala kering dan basah, dodol pala, sirup pala, selai pala, balsem pala, minyak pala dan biji pala untuk bumbu dapur.

Cara pengolahannya, buah pala direndam dengan air garam selama tiga hari, setelah itu kulitnya dikupas, lalu dicuci sampai bersih kemudian dipotong seperti bunga atau sesuai yang diinginkan,

Selanjutnya direbus dan dicampur dengan gula pasir selama tiga malam. Kemudian diberi pewarna agar lebih menarik lalu ditaburi gula pasir lagi baru dijemur selama lima hari di tempat penjemuran khusus.

Sementara untuk proses pembuatan sirup pala, air rebusan pala dicampur dengan gula dan tambahan ramuan lain, sedangkan minyak pala sendiri adalah hasil dari rebusan kulit pala.

wisataaceh

Cek Artikel yang lain di Google News