BANDA ACEH – Group musik asal Aceh, Oranghutan Squad menjadi salah satu band yang tampil di Flavs Festival 2022 yang merupakan festival musik hip-hop soul dan R&B terbesar di Indonesia pada September lalu. Ini menjadi panggung perdana bagi mereka untuk panggung skala nasional.

Tampil memukau di Flavs Festival, Oranghutan Squad juga tampil di acara pekan puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 di AEON BSD, Jakarta awal Oktober lalu. Ini menjadi pengalaman bagi mereka untuk bisa meramaikan blantika musik Indonesia.

Proses terpilihnya OrangHutan Squad dilakukan berdasarkan dari jumlah viewers di aplikasi GoPlay pada kegiatan live panggung apresiasi dan juga penilaian dewan juri, serta tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Manajer OrangHutan Squad, Wahyudana mengaku bangga karena bisa tampil di dua panggung besar. Kata, dia ini tidak terepas dari dukungan yang diberikan oleh semua pihak dan masyarakat Aceh pada umumnya.

Manggung di luar Aceh, kata Dana, tidak lantas menghilangkan identitas musik Oranghutan Squad. Pihaknya justru membawa nuansa budaya Aceh dalam setiap lantunan musik saat tampil, baik di nasional maupun di Aceh sendiri.

“Satu harapan OrangHutan Squad bisa tampil di panggung festival musik nasional dengan visi untuk memperlihatkan bagaimana cara anak muda Aceh mengekspresikan karya nya tanpa meninggalkan ke-Acehanya walau dibalut dengan konsep anak muda,” ujar Dana.

Oranghutan Squad baru saja merilis lagu dengan judul ‘Reugam’ yang berarti menggenggam, peluncuran lagu itu pertama kali di posting di akun YouTube Oranghutan Squad, Jumat (30/9).

Lagu ‘Reugam’ berisikan makna khusus yaitu sebuah identitas berupa adat, tradisi serta budaya yang harus dijaga selamanya. Kemudian sebagai pengingat kepada generasi muda bahwa identitas merupakan suatu hal yang utama untuk menjalankan kehidupan.

‘Reugam’ berisikan makna khusus yaitu sebuah identitas berupa adat, tradisi serta budaya yang harus kita genggam selamanya dimanapun kita berada,”

Wahyu Dana mengatakan, lagu ini juga sedikit bercerita tentang perjuangan Oranghutan Squad bertahan hingga kini lewat musik yang selalu mengusung unsur adat, budaya hingga keindahan alam Aceh di dalamnya.

Unsur tersebut dikemas dalam musik bergenre hip-hop dan di kolaborasikan dengan musik tradisional modern. Dana menyebutkan, lagu itu juga didedikasikan terhadap perjuangan Oranghutan Squad sendiri yang mulai dikenal melalui karyanya hingga mampu menembus panggung musik nasional.

“Lagu ini juga sedikit bercerita tentang perjuangan Oranghutan Squad bertahan dan berkarya lewat sektor musik dengan selalu mengutamakan adat, budaya serta keindahan alam Aceh,”

“Ini sedikit pembuktian bahwa di era modern seperti sekarang bahwa anak muda harus menjaga adat dan budaya khususnya Aceh lewat setiap karyanya, itulah fokus dan tugas kita ke depan,” ujar Wahyu Dana beberapa waktu lalu.

Selain itu, Oranghutan Squad juga sudah meluncurkan Anthem 7 yang mengangkat tema tentang ‘Ibu’. Lagu ini menjadi terobosan baru, lagu ini mengisahkan bagaimana perjuangan seorang ibu. Tak hanya sampai di situ, Oranghutan Squad juga akan mengangkat beberapa bahasa dari Sabang sampai Merauke dalam lagu-lagu mereka.

Kedua, Oranghutan squad juga sedang mempersiapkan kembali ANTHEM 7 yang akan mengangkat Tema tentang “IBU”, ibu ini menjadi terobosan baru oranghutan squad di Anthem yang ke 7 karena selain mengangkat perjuangan seorang ibu ,oranghutan juga akan mencoba mengangkat beberapa bahasa Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan

“Maksud dan tujuan kita agar karya kita bisa lebih di kenal di seluruh penjuru Indonesia dengan harapan bisa di terima oleh seluruh masyarakat,” ucapnya.

OrangHutan Squad terbentuk pada tanggal 5 Mei 2015, dengan berkomitmen untuk menjaga adat, budaya dan bahasa Aceh melalui musik. Nuansa budaya Aceh selalu disuguhkan dalam setiap karyanya selama ini yang dikemas dalam musik tradisional dan modern dalam musik bergenre Hip Hop.

Salah satu single andalannya yang berjudul “Meusyeuhu” di ambil dari Bahasa Aceh yang berarti tersohor untuk mengenang jasa para tokoh dan pahlawan yang ada di Aceh.

Didalam karya “Meusyeuhu” ini, OrangHutan Squad mengangkat tokoh dan pahlawan yang ada di Aceh yakni Teuku Cut Ali, Shaikh Abdurrauf As-Singkili, Panglimo Rajo Lelo Syekh Burhanuddin Ulakkan, Malik Ibrahim, Aman Dimot, Tengku Banurullah, Tengku Di Ujung, Panglime Linting, Raja Mude Sedie, Raja Pucook Sulooh dan Sultan Iskandar Muda.

Lirik lagu “Meusyeuhu” ini terdapat 12 bahasa yang 11 diantaranya adalah bahasa daerah Aceh yaitu, Bahasa Aceh, Bahasa Singkil, Bahasa Kluet, Bahasa Aneuk Jamee, Bahasa Alas, Bahasa Gayo, Bahasa Simeulue Devayan, Bahasa Simeulue Sigulai, Bahasa Gayo Lues, Bahasa Tamiang Hulu, Bahasa Tamiang Hilir dan Bahasa Indonesia.

Dani Randi

Cek Artikel yang lain di Google News