Banda Aceh – Taman Sari menjadi objek wisata menarik bagi warga di Banda Aceh pada akhir pekan. Selain tersedia permainan anak, tempat ini sering digunakan untuk beragam kegiatan.
Bila berwisata ke Taman Sari, ada akan melihat sebuah gedung megah bernama Bustanussalatin yang menjadi pilihan tempat berswafoto. Pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang gedung atau berdiri di tangga tengah terdiri dari sekitar 39 anak tangga.
Rumput hijau ditanam di kiri dan kanan tangga menambah kesan estetik gedung terletak di depan Balai Kota Banda Aceh itu. Selain itu ada beberapa alternatif tangga yang dapat digunakan untuk naik ke gedung.
Di atas gedung Bustanussalatin, terdapat lapangan yang dapat digunakan untuk bersantai atau membuat pameran. Dari sini, pengunjung dapat melihat masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dari kejauhan, serta pemandangan indah tiang warna-warni bekas Hotel Aceh yang terletak tak jauh dari gedung.
Tulisan plang nama “Bustanussaltin Kota Banda Aceh” terpasang di atas gedung tersebut. Nama “Bustanussalatin” berasal dari bahasa Melayu dan dalam bahasa Arab disebut Bustan Al Salatin yang berarti “Taman Raja-raja”.
“Bustan Al Salatin, nama naskah kuno karya Syeikh Nurdin Ar-Raniry yang artinya Taman Raja-raja. Kalau Taman Sari dulu namanya juga Taman Sari bukan Busnatussalatin,” kata Pemerhati Sejarah dan Budaya Aceh Tarmizi Abdul Hamid beberapa waktu lalu.
Di Taman Sari kini juga sudah dibuat tempat duduk yang bagus bagi para pengunjung. Tak jauh dari lampu merah Simpang Jam, juga terdapat spot foto Instagrameble dengan latar tulisan Taman Bustanul Salatin.
Saban malam di taman itu dipenuhi remaja yang ingin nongkrong atau sekadar berswafoto. Tempatnya berada di tengah pusat kota menjadikan Taman Sari sebagai lokasi favorit warga untuk bersantai pada malam hari.
Selain itu, di sekeliling taman juga dibangun pedestarian lengkap dengan lampu. Di pedestarian ini juga cocok bagi anda yang suka berfoto di jalanan.
Menurut Tarmizi, Sultan Iskandar Muda membangun Taman Sari dengan tujuan menjadikan Banda Aceh Darussalam sebagai Taman Firdaus. Dia memberi nama taman tersebut dengan sebutan Taman Ghairah. Di taman ini juga dibangun beragam sarana hiburan untuk para sultan yang hingga kini masih terlihat jejaknya.
Di antaranya Krueng Darol Iski atau Krueng Daroy yang membelah taman, Gunongan, Kandang Sultan Alauddin Mughayatsyah Iskandar Tani, Patarana Sangga, dan Pinto Khop yang merupakan pintu masuk ke Taman Ghairah. Selain itu, Sultan Iskandar Muda juga membangun Gegunongan Menara Permata (Gunongan) untuk istrinya yang dari Pahang atau lebih dikenal Putro Phang.
“Taman Sari dulu tidak ada bangunan sedangkan Gunongan dibuat tempat bermain dengan bangunan seperti gua dalam tanah dan bangunan-bangunan kecil sebagai replika perang-perangan,” jelasnya.
Keberadaan Taman Sari ini sudah ada sejak masa kesultanan lalu. Pada zaman dulu, Taman Sari merupakan tempat bercengkerama keluarga sultan Aceh. Letaknya satu kompleks dengan istana Darud Dunia, tempat sultan Aceh memimpin rakyatnya. Di Taman Sari sendiri tidak ada bangunan apa pun, hanya kebun dengan aneka tanaman di dalamnya.
“Tanaman-tanaman yang ditanam di sana yang indah-indah, makanya kemudian dinamakan Taman Sari. Sejarah soal Taman Sari ini termaktub dalam Manuskrip Aceh Bustan Al Salatin bab II pasal 13,” sebut Cek Midi.
Tak jauh dari gedung itu, terdapat sebuah panggung tempat digelarnya berbagai perhelatan. Pemerintah Kota Banda Aceh membuat panggung permanen agar tidak perlu lagi memikirkan panggung ketika ada kegiatan di sana. Selain itu, lokasi ini juga memiliki air mancur yang dinyalakan pada malam hari dan menambah keindahan Taman Sari. Warga Banda Aceh pun dapat melihatnya secara gratis tanpa dipungut biaya.
Setelah berabad-abad berlalu, Taman Sari menjadi salah satu objek wisata yang ada di Banda Aceh. Letaknya yang tak jauh dari Masjid Raya ini ramai dikunjungi warga pada sore hari atau pada hari-hari libur. Berbagai macam acara bertaraf lokal hingga nasional pernah diadakan di sana.
Taman Sari saat ini juga menjadi lokasi diadakan eksekusi cambuk bagi pelanggar Syariat Islam di Kota Banda Aceh. Anda yang berkunjung ke Taman Sari kadang juga dapat melihat langsung proses terpidana disabet algojo.
Di Taman Sari juga telah dibuat semacam halte sebagai tempat warga bersantai sambil menikmati internet gratis. Pengunjung paling ramai di Taman Sari biasa pada Sabtu malam.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan