WISATAACEH.ID – Perisai yaitu alat yang digunakan untuk menahan serangan musuh yang menggunakan senjata tajam ataupun senjata lainnya dalam peperangan. Bentuk perisai rata-rata bulat, dan kadang kadang juga berbentuk lain tergantung bahan dan penggunaannya dalam peperangan.

Perisai digunakan dengan memegang bagian dalamnya di tangan sebelah kiri secara sendiri-sendiri ataupun beramai-ramai. Pada sisi dalam dari sebuah perisai Aceh terdapat beberapa buah cincin yang didalamnya ada sabuk atau tali yang pada bagian ini dimasukkan tangan ke dalamnya,

Sedangkan perisai Gayo dan perisai Alas, di dalamnya terdapat sebuah cincin rotan dan sebuah gagang kayu yang digenggam oleh tangan sebelah kiri dari pemakainya.

Biasanya sebuah perisai Aceh terbuat dari rotan (peurise awe) yang berbentuk bulat dan dianyam dari belahan-belahan rotan berupa lingkaran-lingkaran (glang), dan terkadang dibungkus, berbagai jenis bahan yang memberi nama kepada perisai tersebut yaitu;

Peurise Ija yang dibungkus dengan kain merah. Kemudian ada peurise teumbaga yaitu dibungkus dengan tembaga, lalua da peurise paroe yang dibungkus dengan kulit ikan pari. Kemudian ada peurise nilo yang dibungkus dengan kulit kerbau.

Ukuran perisai pun berbeda-beda, Perisai Gayo berbentuk lebih besar dibandingkan dengan perisai Aceh, dengan bahan dari kayu dengan sisi luar yang di lapisi kulit kerbau dan tidak jarang diatasnya dilapisi dengan kulit harimau.

Perisai Aceh biasanya berhiaskan tombol-tombol yang berbentuk setengah bulatan atau berbentuk seperti bintang dan terbuat dari tembaga. Tombol-tombol ini jumlahnya bervariasi antara 4 sampai 9 buah yang menurut cerita-cerita bergantung kepada kedudukan pemakai perisai tersebut.

Perisai yang terbuat dari anyaman bambu. (ist)

Perisai Teumaga atau Peurise Teumbaga adalah perisai yang berasal dari Aceh. Sama seperti perisai awe, Perisai Teumbaga adalah perisai yang juga digunakan prajurit Aceh saat perang melawan Belanda dalam perang Aceh pada abad ke 19. Perisai ini lebih kuat dari pada perisai awe karena perisai teumaga dibuat dari bahan logam.

Perisai ini terbuat dari logam perunggu, Perisai ini biasanya terdapat hiasan bintang segi enam dibagian luarnya yang biasanya berjumlah enam.

Di bagian dalam perisai terdapat tali pengait ke tangan. Diameter perisai teumaga ini biasanya mencapai 24 cm sampai 35 cm.

Di Aceh terdapat juga perisai yang berukuran besar yang dipergunakan secara bersama-sama oleh prajurit. Perisai yang besar ini terbuat dari kulit kerbau yang dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran dan diisi oleh pasukan-pasukan berjumlah sedikit.

Pada penerapannya perisai besar tersebut tidak dapat ditembusi oleh peluru-peluru yang ditembakkan oleh pasukan lawan. Perisai besar tersebut dinamakan Kuta Ja’ yang berarti benteng yang berjalan.

Akan tetapi, di Tanoh Gayo, benteng berjalan ini (koto berjolon) dimaknai sebagai sebuah bangunan beroda yang terbuat dari kayu dan bambu yang dindingnya mempunyai lubang-lubang tembak.

Bangunan tersebut berisikan pasukan yang bertugas menggerakkannya dengan cara mendorong sambil sekali-kali melepaskan tembakan ke arah musuh.

Sementara di museum Langsa, juga terdapat beberapa koleksi peninggalan sejarah yang kaya akan history. Peninggalan itu di letakkan dalam etalase-etalase kaca berbentuk kotak.

Terdapat juga benda-benda koleksi yang digunakan untuk upacara adat sampai ke peralatan rumah tangga pada masa lalu. Koleksinya pun memiliki beberapa kategori. Seperti kategori Etnografi hingga Historika.

“Koleksi ini usianya sudah ada sejak abad ke 19,” ujar Sunarti salah seorang penjaga anjungan Langsa saat PKA ke 8.

Ada beberapa koleksi yang jadi pusat perhatian pengunjung di anjungan itu. Seperti Perisai yang terbuat dari tembaga dengan motif ornamen bintang dan berbentuk bulat.

Perisai ini merupakan sebuah benda yang digunakan saat perang berlangsung atau melindungi diri dari serangan musuh pada abad ke-19. Koleksi ini hanya satu yang dipajang di anjungan Langsa.

wisataaceh

Cek Artikel yang lain di Google News