WISATAACEH.ID – Scooterist yang mengikuti riding Aceh Vespa Festival 2023 akan berakhir atau finish di Benteng Indra Patra yang merupakan cagar budaya peninggalan kerajaan di Aceh Besar.

Ribuan pengendara vespa tersebut di mulai dari Taman Ratu Sulthanah Safiatuddin lalu melewati pesisir atau pantai di Aceh Besar dan berakhir di Benteng Indra Patra dan berkumpul di sana.

Melihat dari sejarahnya, benteng ini merupakan satu dari tiga benteng yang menjadi penanda wilayah segitiga kerajaan Hindu Aceh, yaitu Indra Patra, Indra Puri dan Indra Purwa.

Bangunan ini juga bisa dibilang saksi bisu perjuangan Sultan kerajaan saat melawan Belanda dan Portugis. Pada zaman dahulu fungsinya digunakan untuk pusat pertahanan kerajaan saat Aceh diserang oleh penjajah.

Baca: Ribuan Scooterist Ramaikan Aceh Vespa Festival 2023

Benteng Indrapatra merupakan situs bersejarah peninggalan kerajaan Lamuri di abad ke VII Masehi. Benteng ini berada di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya. Berjarak kurang lebih19 kilometer atau sekitar 40 menit berkendara dari pusat ibu kota Provinsi Aceh yaitu Kota Banda Aceh.

Benteng Indrapatra diperkirakan telah beberapa kali mengalami pergantian fungsi. Pada awal dibangun, kemungkinan besar benteng ini difungsikan sebagai tempat ibadah atau kegiatan ritual keagamaan dan tempat bermukim raja beserta keluarga dan pembesar istana.

Baca: Daftar Hotel yang Tak Jauh dari Lokasi Venue Utama Aceh Vespa Festival 2023

Setelah pengaruh Islam masuk, benteng mengalami perubahan fungsi menjadi benteng pertahanan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya komponen bangunan seperti tapal kuda yang biasanya berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan meriam.

Selain itu, Benteng Indrapatra juga dikelilingi oleh parit yang berfungsi sebagai sarana pertahan, yaitu penghambat gerakan musuh yang akan mendekati benteng. Parit keliling banyak ditemukan pada benteng-benteng di keraton di Pulau Jawa. Di keraton-keraton Jawa parit keliling ini disebut jagang dan biasanya diletakkan buaya di dalam paritnya.

Baca: Beragam Kontes Akan Meriahkan Aceh Vespa Festival 2023

Dalam buku Tarich Aceh dan Nusantara yang ditulis oleh H.M. Zainuddin (1961) disebutkan bahwa di Aceh Besar terdapat benteng yang bernama Indrapatra.

Menurut buku tersebut, bangunan benteng bukan merupakan candi atau masjid tetapi tempat untuk menyimpan alat-alat senjata perang seperti bedil, mesin pelor, meriam, dan lainnya. Ada kemungkinan bahwa kala itu Sultan Iskandar Muda berhasil merebut Benteng Indrapatra dari tangan Portugis.

Letaknya persis di bibir pantai yang mengahadap ke laut Selat Malaka. Pada masa Sultan Iskandar Muda, benteng ini juga digunakan sebagai basis pertahanan dengan armada yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati.

Ada dua benteng yang masih berdiri kokoh hingga sekarang di situs sejarah ini. Benteng utama berukuran 70×70 meter dengan ketinggian 4 meter dan ketebalan sekitar 2 meter. Pada bagian lain juga terdapat lubang pengintai yang menghadap ke laut. Di dalam benteng terdapat dua bangunan yang berbentuk kubah, yang di dalamnya terdapat sumur.

Menurut catatan, bahan bangunan yang berarsitektur kuno ini terdiri dari susunan batu gunung, kapur, tanah liat, kulit kerang dan telur. Hingga saat Benteng Indrapatra masih berdiri kokoh. Selain menyimpan nilai sejarah yang tinggi, benteng ini juga memiliki keindahan tersendiri di mana letaknya yang berada di pinggir pantai yang indah.

Selain itu Benteng Indra Patra memiliki lahan yang lumayan luas. Sejauh mata memandang tampak rumput dan pohon hijau yang mengelilingi bangunannya. Semua tanaman tersebut menambah kecantikan tempat ini. Kebersihannya pun selalu diperhatikan oleh petugas setempat, hal ini bisa dilihat dari tidak adanya sampah yang tercecer.

Saat anda menapakan kaki disini akan merasakan udara yang sejuk. Tidak heran jika benteng tersebut banyak dijadikan tempat rekreasi keluarga. Pada area sekitar ada tulisan sejarah benteng yang dapat anda baca. Namun, ingat jangan sampai merusak bangunan di dalamnya meskipun pengunjung boleh menyentuhnya.

Dani Randi

Cek Artikel yang lain di Google News